Cetak
powered by social2s

Pdt. Roby Setiawan, Th.D. adalah Ketua Bidang Literature Sinode GKRI

Dasar Akitab

Mat. 7:22-23; Mat. 7:15; Gal. 1:9; 2 Tim. 4:3; 1 Tim. 4:16 Tidak perlu berusaha utk menyenangkan hati semua org (1 Tes. 2:6).

Jangan berusaha menyampaikan FT dg cara ‘market-oriented’ (Yoh. 6:60-66). 2 Sam. 6:6-7—Tuhan menghukum Uza yg berusaha ‘menolong’ Tuhan, tetapi dg cara yg tidak berkenan.

Berita yang Tersiar di Internet

 

Crystal Cathedral Bankruptcy: Megachurch Files

 

Siapa Robert Schuller?

 

  1. Robert Schuller dibesarkan di Gereja Reformed di USA. Pd th 1951 ia mulai masuk menggembalakan di Hope Church di Chicago. Dlm 4 th gerejanya bertumbuh dari 38 orang menjadi 400 org.
  2. Pd th 1955, denominasinya mengutusnya ke Orange County, CA untuk mendirikan satu gereja baru di sana. Setelah mencoba berbagai fasilitas tetapi tdk berhasil, akhirnya Schuller menyewa Orange County Drive-In Theater untuk ibadah minggu pagi. Pd th 1969, Billy Graham menyarankan Schuller untuk menyiarkan ibadahnya di TV.
  3. Schuller berambisi utk memenuhi gerejanya dengan banyak orang. Untuk hal itu, ia mencari tahu apa yg orang-orang inginkan dan bagaimana dapat membuat mereka nyaman datang ke gereja. Schuller pergi dari pintu ke pintu utk menanyakan tipe gereja apa yg masyarakat inginkan sehingga mereka senang untuk hadir.
  4. Misinya adalah utk mengubah gerejanya menjadi suatu tempat dimana orang-orang non-Kristen dapat merasa cukup nyaman untuk datang dan akhirnya ‘menerima Yesus’. Hal ini dp terjadi dg mengkotbahkan berita-berita yg positip! egala berita yg bersifat dosa manusia dan kondisi kejatuhan manusia dihapuskan. Dari konsep tsb, ia mengubah kotbah-kotbahnya dan membangun suatu gereja yg beranggotakan lebih dari 9.000 org, yg di pandangan sebagian orang sebagai pelayanan yg sangat sukses.
  5. Robert Harold Schuller (lahir 1926) mendirikan The Garden Grove Community Church pd th 1955. Di dlm 6 th, ia sdh memimpin gereja barunya itu utk mendirikan fasilitas gereja yg multi-jutaan dolar, dg arsitek Robert Neutra. Pd th 1981, gereja tsb mendedikasikan nama yg terkenal “Crystal Cathedral,” suatu sanctuary yg terbuat dari kaca yang sangat banyak, didisain oleh Philip Johnson (arsitek yg paling terkenal abad 20). Gereja ini dikenal oleh jutaan orang Amerika melalui siaran radionya yg bernama “Hour of Power”.

 

Kekeliruan Pengajaran Robert Schuller

Meskipun ditahbiskan di Reformed church Amerika, namun Schuller meminimalkan pandangan teologi Kristen yg ortodoks & menggantinya dengan berita positive thinking. Pd th 1982, dlm bukunya “Self Esteem: The New Reformation” Schuller secara tegas mengganti berita keselamatan dari dosa dengan berita diselamatkan dari low self-esteem (harga diri yg rendah). Pd th 2001 dlm autobiographynya “My Journey”, Schuller menyampaikan pengaruh yg sangat besar dari Dale Carnegie dan Norman Vincent Peale dlm pikiran dan teologinya.

‘Possibility Thinking’ adalah berita sentral dari Schuller.  Dia memberitahu teman-2 pengkotbahnya agar setiap message (=berita--Schuller tdk suka memakai kata ‘kotbah’) haruslah tentang perkembangan pandangan mental positive.  Pada awal pelayanannya, Schuller memutuskan utk mengganti teologi dg therapy.

“Saya sadar bahwa setiap kotbah yg saya sampaikan, baik secara formal di mimbar atau non-formal di warung kopi, harus didesain, tidak untuk ‘mengajar’ atau ‘mempertobatkan’ orang-orang, tetapi untuk mendorong mereka & memberi mereka ‘a lift’. Saya memutuskan untuk mengadopsi semangat, sytle, strategi dan substansi dari seorang ‘therapist’ di mimbar.”

Dennis Voskuil, seorang profesor sejarah gereja di Western Theological Seminary (almamater Schuller) meng-klasifikasikan Schuller di dalam konteks gerakan Pemikiran Baru. “Robert Schuller secara tdk langsung berkaitan dg suatu barisan panjang dari religionist populer yg menyampaikan Injil dari kondisi nyaman duniawi melalui pikiran positif.”

Silsilahnya termasuk tokoh-2 seperti Phineas Parkhurst Quimby, Mary Baker Eddy, Charles dan Myrtle Fillmore, Ralph Waldo Trine, dan Norman Vincent Peale. Ada banyak ideologi yg menjadi cabang-cabangnya, namun semua anggotanya menekankan pd berita utilitarian ttg menolong diri sendiri melalui mengkondisikan pikiran.”    

Dlm bukunya pd th 1986, “Your Church Has a Fantastic Future”, Schuller menyediakan “Penuntun  bagi kemungkinan gereja utk sukses”.  Buku ini menjadi pegangan pelayanan yg didirikan di atas pragmatisme murni, promosi sensasional, berita therapeutic, dan fokusnya pd positive thinking. Beritanya ttg uang hanya sederhana: “Tidak ada gereja yg punya problem keuangan; gereja-gereja hanya punya ide ttg problem-problem”—itulah penekanannya.

Tanggapan:

Ironisnya, Crystal Cathedral dilanda hutang lebih dari U$43 juta. Problem signifikan dari bangkrutnya Crystal Cathedral bukanlah masalah finansial, tetapi teologis. Isue utamanya bukanlah ttg uang, tetapi ttg berita yg disampaikan adalah ‘Injil’ yang keliru. “Injil Kesuksesan” bukanlah Injil Yesus Kristus; therapy  bukan  pengganti  teologi, ‘pemikiran ttg kemungkinan’  (possibility) bukanlah berita Alkitab.

Menurut Schuller:

  1. “Dosa adalah kondisi atau perbuatan manusia yg merampok Allah yg mulia dg melepaskan anak-anakNya dari hak mereka yg memiliki dignitas ilahi .... Dosa adalah perbuatan atau pemikiran yg merampok harga diri seseorang” (hlm 14). Setiap manusia layak diperlakukan dg martabat, bahkan jika org itu adalah pendosa yg memberontak (hl 65).

     Tanggapan:

      Teologi klasik mendefinisikan dosa sbg “pemberontakan yg melawan  Allah.” Pernyataan Schuller ttg dosa bersifat psikologis & dangkal.

 

  1. “Inti dari dosa asal adalah LOT (Lack of Trust=kurang kepercayaan). Atau dp dianggap sbg ketidak-mampuan manusia sejak lahir untuk menilai diri sendiri secara cukup. Schuller menyebutnya sbg “self-image (harga diri) yg negatif”. Ia tidak setuju akan ajaran yg mengatakan, bahwa inti sentral dari jiwa manusia adalah kejahatan ....  Menurutnya, kekristenan yg positif tidak percaya pd kejatuhan manusia, tetapi KETIDAK-MAMPUAN manusia” (hlm 67). Setiap analisa ttg dosa, kejahatan, pengaruh roh jahat, negative thinking, kejahatan yg sistemik atau tingkah laku anti-sosial  disebabkan oleh kegagalan melihat martabat diri” (martabat diri yg rendah, hlm 68).

       Tanggapan:

       Mz. 51:7; Roma 3:10-18

 

  1. “Inti dari dosa adalah kurangnya harga diri.... Dosa adalah penganiayaan psikologis .... Dosa yg paling serius adalah yg membuat seseorg berkata, “Aku tidak layak.” Karena sekali seorang percaya bahwa ia adalah org berdosa yg tidak layak, maka adalah hal yg meragukan ia dapat sesungguhnya secara jujur menerima anugerah keselamatan yg ditawarkan oleh Yesus Kristus” (hlm 98-99).

Tanggapan: Bnd 1 Kor. 15:9

 

  1. Apa yg membuat pelayanan Schuller “sukses”? Menurut Schuller, ia mendapatkan sesuatu yg salah dlm Injil yg kuno dan menggantinya dengan  versi modern yg sudah ditingkatkan. Berita yang disampaikannya dp dihubungkan dg betapa indahnya hidup ini jika kita semua datang bersama sebagai kesatuan dan menjadi positip. Kotbahnya adalah tentang “Injil kepositipan dan kesuksesan”. ‘Injil’ seperti ini telah diterima oleh berbagai orang-2 yg tdk percaya dan oleh sebagian pemimpin Kristen juga.

       Tanggapan: Bacalah Ibrani 11:35-40.

       Schuller menyatakan, ribuan gembala, ratusan rabi Yahudi dan lebih dari seorg muslim setiap minggunya menonton siaran “Hour of Power”. Bagi Schuller, satu-satunya jalan utk menyenangkan para pendengarnya yg luas tsb adalah dg mengatakan hal-hal yg positip. Schuller percaya bahwa ia telah menemukan cacat dasar di dlm kekristenan modern dan mengidentifikasikan problemnya.  “Saya percaya itu adalah kegagalan utk menyatakan Injil dlm cara yg dp memuaskan kebutuhan terdalam dari setiap orang, yakni: lapar rohani untuk kemuliaan.  Bagi Schuller, liturgi kristen, hymn, doa-doa dan penafsiran kitab suci sering tidak sensitif dan menyerang secara destruktif martabat seseorang” (Self-Esteem, 31).

Tanggapan: Bacalah 2 Kor. 2:15-16

 

  1. Dlm acara Larry King Live tg 28 Januari 94, Schuller mempromosikan bukunya, “Achieve Your True Pontential Through Power Thinking or Power Thoughts.” Ia berkata: “40 th yll, 1953, telah dicetak buku kuasa dari pikiran positip. 20 th kemudian, dicetak Move ahead with Possibility Thinking. Dan sekarang 20 th kemudian, 1993, muncul 1 buku lagi Achieve your true potential Through Power Thining atau Power Thoughts. Jadi dari pikiran positif ke pikiran possibilitas, kekuatan pikiran, dan setiap hal tsb adalah satu level ...” Positive thinking berkata, “Hey, aku adalah seseorang , aku dpt melakukannya. Pikiran possibilitas berkata, “Okay, bgmn hal itu mungkin dan bgmn kita membuatnya mungkin,” dan power thinking berkata, “Okay, aku dapat. Hal itu mungkin. Okay, mari saya dan kalian melakukannya.  Marilah kita membuatnya terjadi....” Iman + fokus + mengikuti prestasi yang sama, dan banyak org gagal karena mereka tidak punya iman di dlm diri mrk, sbgn org beriman, mereka tidak fokus.

Tanggapan:

        Definisi ‘iman’ yg berbeda. Iman dianggap sbg kekuatan pikiran, sugesti. Padahal iman adalah pistis (fidelity=kesetiaan kepada apa yang difirmankan/kehendak Tuhan).

 

  1. Bella Stumbo staf penulis untuk Los Angeles Times, setelah interview yg ekstensif dg Schuller, menuliskan: “Singkatnya, Robert Schuller percaya, bahwa Allah menempatkan dia di bumi ini utk mengkotbahkan possibility thinking” (“The Gospel of Success, “ 5/29/83, LA Times p 24). Bagi Schuller “berita tsb adalah sangat penting. Menurutnya, “Aku percaya di dlm positive thinking. Hal itu hampir sama pentingnya dg kebangkitan Yesus Kristus” (Michael Nason & Donna Nason, Robert Schuller: The Inside Story, 1983, p. 152).

Tanggapan:

Faktanya, possibility thinking tdk disebutkan sama sekali oleh Kristus atau tdk diajarkan oleh para rasulNya.

 

  1. Akhir-akhir ini Schuller telah menyiarkan lebih dari 1000 program. Dari mimbarnya, ia memiliki bbrp pengkotbah dari semua agama yg berbeda. Schulller telah memberikan mimbar Hour of Power kpd para psikolog dari New Age Movement kepada para pengikut New Age, okultis, dari Gerald Jampolsky ke Jack Anderson (pemimpin Mormon). Buku “A Course in Miracles” yg telah diajarkan di Crystal Cathedral adalah sesuai dg filosofi Schuller. Tujuan buku ini adalah utk mengoreksi kekeliruan Alkitab. Buku ini mengajarkan bahwa ‘pengampunan’ adalah  mengenali bahwa dosa itu tidak ada, oleh karena itu tidak ada yg perlu diampuni.

Tanggapan:

Menerima ajaran buku ini (New Age) sama dg menolak semua doktrin alkitabiah. Namun mrk yg menerima ajaran buku tsb menyebut diri Kristen.  Promosi buku ini yg mengabaikan sifat dosa kita sesuai dg filosofi Schuller.

 

  1. Dlm bukunya “Self-Esteem” (anak laki Schuller mengaitkan Norman Vincent Peale sbg org yg bertanggung jawab thd ajaran possibility thinking dari ayahnya). Ketika Peale meninggal dunia, Schuller menangis sambil siaran di TV tg 16 Januari 94. Schuller mengatakan, bahwa Peale telah menjadi inspirasi dan mentor baginya, dan sbg orang yg berpengaruh paling besar thd teologi dan pelayanannya. Ia mengaitkan Peale sbg pemula bagi gerakan positive thinking.

 

Tanggapan:

Peale dikenal sbg 33rd degree Mason (New Age) yg juga menolak doktrin Kristen ttg pembenaran hanya melalui iman, dari dosa, kebangkitan tubuh dari Yesus Kristus. Peale pernah berkata, “Alam pikiran tdk sadarmu mempunyai kuasa yg mengubah keinginan menjadi realita ketika keinginan itu menjadi cukup kuat” (Norman V. Peale dlm “Positive Imaging”, hlm 77).  Bagi Peale, pikiran positif adalah istilah lain dari iman (Norman vincent Peale, “What does it take to be a christian?”)

 

  1. Secara konsisten, Schuller menafsir ulang kata-kata Alkitab yg dimaksudkan oleh kitab suci dan dipraktekkan oleh gereja.

“Dan saya merasa self-estem terbit di sekeliling dan di dlm diriku.  ‘Sungai-sungai dari air kehidupan akan mengalir dari keberadaan yg terdalam dari orang yg  percaya pada aku” (Yoh. 7:38). Saya sungguh merasa baik (feel good) terhadap diriku” (Self Esteem: the New Reformation, hl. 80).

Tanggapan:                                  

‘Sungai-2 air hidup’ yg Tuhan bicara di Yoh. 7:38 seharusnya bukanlah diartikan sbg self-esteem tetapi Roh Kudus yg tinggal di dlm kehdupan org-2 percaya yg memohonkan pengampunan akan dosa-2 mrk. Bahkan Schuller mendefinisikan ulang Yesus, “Kristus adalah tokoh yg ideal, karena Ia adalah inkarnasi dari Self-Esteem (Self Esteem: the New Reformation, p 135).

Pernyataan Schuller tsb adalah bentuk penyangkalan dari Allah yg menjadi manusia (1 Yoh.4:1-4; 1 Tim. 3:16).

 

  1. Keselamatan menurut teologia Schuller bukanlah Allah melepaskan kita dari dosa, kematian dan neraka (bnd. Ef. 2:1,5-6; Yoh. 3:13-21), tetapi ‘terlepas dari rasa malu kepada kemuliaan... Rasa bersalah kpd bangga... Rasa takut kpd mengasihi.... Tdk percaya kepada iman ... Dari kemunafikan kpd kejujuran” (hlm 151).

 

Tanggapan:

Hal itu berarti banyak org dapat memperoleh ‘keselamatan’ terlepas dari karya kematian Yesus di salib. Padahal, keselamatan yg sejati adalah menerima pengampunan dosa dan hidup kekal melalui karya Yesus di salib.

 

  1. Apa arti: kelahiran baru? (p 68). Menurut Schuller: “Dilahir-barukan berarti kita harus diubah dari self-image yg negatip menjadi positip, dari rendah diri kpd penghargaan diri, dari takut kpd mengasihi, dari ragu-ragu kpd percaya.”

 

Tanggapan:

Kelahiran baru adalah karya Roh Kudus di dalam melahir-barukan roh manusia yang sudah mati karena dosa (Ef. 2:1), sehingga roh manusia dapat bersekutu kembali dengan Roh Allah, menerima penyucian oleh darah Kristus (bnd. Yoh. 3:5-6). Self-image yg negatip, rendah diri, dan rasa takut adalah AKIBAT DOSA.

 

  1. Apa itu neraka? Menurut Schuller: “Neraka adalah kehilangan kebanggaan yang secara alamiah mengikuti keterpisahan dari Allah sbg sumber yg akhir dan tak kunjung padam dari rasa jiwa tentang harga diri. Seorg berada di neraka ketika ia kehilangan harga diri. Dapatkah Anda bayangkan kondisi mana yg lebih tragis dairpada menjalani hidup yg sementara & kekekalan dalam rasa malu? (Self Esteem: the New Reformation, 14-15, 93). Neraka bukanlah suatu hukuman bagi mereka yg menolak Kristus. Kita bisa masuk neraka sekarang, jika kita percaya bahwa diri adalah org-2 berdosa.”

 

Tanggapan:

Neraka menurut Alkitab adalah suatu tempat di mana manusia terpisah dari kasih Allah, akibatnya mereka menerima hukuman yg kekal.

 

  1. Schuller menegaskan, bahwa “Yesus tidak pernah memanggil seorang pun sbg org berdosa (hlm 100, 126, 157). Yesus sangat memperhatikan hal membangun harga diri. Problema gereja adalah selama berabad-2 gereja memiliki teologi yg God-centered. Ketika gereja bertemu dg teologia yg man-centered, maka kita sadar betapa kita telah mendapat informasi yg buruk tentang betapa baiknya manusia.

 

Tanggapan: Luk. 5:32; Mrk. 1:15; 1 Tim. 1:15.

Mat. 23—Secara keras Yesus menegor org Farisi sbg ‘munafik, kuburan yg dicat putih, ular, generasi ular berbisa, bebal”.

 

  1. Paul Yonggi Cho adalah promoter dari visualisasi dalam doa. Schuller menuliskan kata pengantar di dalam buku “Dimensi keempat”, “Saya menemukan realita dari dimensi dinamis dalam doa yg muncul melalui visualisasi.... Jangan coba utk mengertinya, tetapi coba saja utk menikmatinya! Itu benar, saya telah mencobanya”.

 

Tanggapan:

Visualisasi bukanlah visi. Visualisasi adalah angan-angan manusia, sedangkan visi berasal dari Tuhan. Bagi orang-orang yg mengasihiNya (yg mau taat kpd kehendakNya), Tuhan berjanji memberikan hal-hal yg mengejutkan, yakni: yg tidak pernah dilihat dengan mata, yg tidak pernah didengar oleh telinga, dan yg tidak pernah muncul dalam hati (=melebihi visualisasi manusia, 1 Kor. 2:9).

 

  1. Schuller menyatakan: “Kristus adalah pemikir Possibility terbesar di dunia. Apakah kita berani mengikutnya?” (Self-Esteem, p 22, 117-19). Schuller: “Dapatkan sesuatu di atas Alkitab? Ya, Firman yg kekal melampaui firman yg tertulis. Kristus adalah Tuhan atas Alkitab; Alkitab bukanlah Tuhan atas Kristus” (p. 45).

 

Tanggapan:

Schuller merusak doktrin ttg inspirasi Alkitab (bnd.: Yoh. 6:63). Antara firman yg tertulis (Alkitab) dengan firman yg menjadi daging (Tuhan Yesus) tidaklah bertentangan.

  

  1. Ajaran ‘keselamatan’ yg keliru:

Schuller berkata, “Apakah ada kemungkinan bagi seseorang ‘diselamatkan’, tanpa menerima Yesus  Kristus seperti cara yang dikotbahkan oleh kaum Injili? Jawaban, ‘Saya tidak tahu.’  Itu adalah kejujuran terhadap kebenaran Allah. Tetapi saya percaya kedaulatan Allah dan Yesus Kristus. Saya berharap demikian. Apakah mungkin untuk diselamatkan tanpa pertobatan publik? Saya pikir ya. Di atas salib, Yesus berkata, ‘Bapa, ampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang diperbuat.’ Yesus tidak berkata, ‘Bapa, ampuni mereka karena mereka bertobat.’ Teologia Yesus tentang keselamatan berbeda dengan yang diajarkan oleh kebanyakan pengkotbah.”

Tanggapan:

Pengajaran Schuller tentang keselamatan sungguh di luar doktrin Injili. Dia berusaha untuk disenangi oleh semua orang tetapi bertentangan dengan firman Tuhan. Doa Yesus di atas salib adalah untuk orang-orang yang sedang berada di sekitarNya, mereka yang menganiaya dan menyalibkanNya. Mereka berbuat demikian karena tidak tahu apa yang sedang dilakukan (karena mata hati mereka tertutup oleh ilah jaman ini, 2 Kor. 4:4). Untuk mendapatkan pengampunan, mereka tetap harus bertobat (cat.: tentunya dgn pertolongan Roh Kudus, 1 Kor. 12:3).